Apa yang menurutmu baik, belum tentu baik untuk setiap orang.
Seperti halnya, apa yang menurut setiap orang baik, belum tentu baik untuk anda.
Mereka bilang Al-Quran itu baik untuk setiap umat manusia.
Tapi yang perlu kalian tahu adalah, sebagian besar isi dari kitab suci Al-Quran, dapat di multitafsirkan.
(Mari kita ambil contoh tentang masalah "jilbab". Di dalam alquran, yang membahas hal ini ada 3 ayat, dan tidak ada yang secara eksplisit mengatakan bahwa jilbab itu harus menutupi seluruh tubuh, kecuali wajah dan telapak tangan. Yang paling eksplisit mengatakan tentang jilbab
{يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لِّأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَابِيبِهِنَّ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰ أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا} [الأحزاب : 59].
Itu merupakan surat al-ahzab ayat 59. Itu perintah Tuhan kepada nabi dan umatnya untuk memakaikan "jilbab" kepada anak dan istri mereka agar mereka dapat dikenali dan terhindar dari kejahatan. Dari sini kalo kamu mau cari tahu, banyak sekali yang memperdebatkan apakah yang dimaksud dengan jilbab di sini. Dan kenapa juga perlu ditambahi dengan "agar mereka dapat dikenali". Apakah yang dimaksud dengan jilbab di sini ialah pakaian tertutup yang sesuai dengan zaman dan lokasi ia berada, agar mudah dikenali nantinya oleh masyarakat tersebut.
Maksudnya, apakah relevan memakai abaya atau bahkan burqa di Indonesia, yang mana abaya atau burqa sendiri ialah adat istiadat timur tengah dan bukan adat istiadat orang Indonesia. Bukannya itu malah membuat mereka jadi "sulit dikenali" ya? Apalagi ditempat yang bukan adat nya pakaian tersebut. Ini bukan saya yang bilang, tapi beberapa ahli tafsir di luar sana yang mengatakan hal tersebut.
Lalu sebenarnya jilbab itu apa?
Nah, ini poin yang ingin saya sampaikan. Bahwa dalam satu ayat alquran, bisa banyak tafsirannya. Banyak orang mencoba menafsirkan satu persatu ayat alquran, demi kebutuhan manusia pada kondisi dan zamannya masing-masing)
Oleh karena itu, kamu mengenal yang namanya "ijtihad", "ijma", "ihtisan" atau hal lain semacamnya.
Oleh karena itu pula, kamu pun mengenal paham-paham atau aliran-aliran dalam islam. Ada NU ada Muhamaddiyyah. Ada Syiah ada juga Sunni.
Pertanyaannya, mana dan siapakah yang paling benar?
Jika kamu tanya ke masing-masing mereka, mereka pasti akan menjawab bahwa aliran merekalah yang paling benar. Yang lain belum tentu benar. Dan mereka pastinya mempunyai alasan yang sangat kuat dibalik pembenaran mereka tersebut.
Maka jawaban yang paling tepat mungkinlah "tidak ada yang salah. Mereka semua benar, setidaknya menurut pendapat dan persepsi mereka masing-masing".
Lalu sebenarnya, apakah kebenaran yang haqiqi itu? Buat saya pribadi. Itu tidak ada. Setiap hal, bisa saja benar. Tergantung bagaimana cara anda memandangnya.
Lalu apakah kita mempunyai hak untuk menilai sesuatu itu salah, atau benar? Sebagai pribadi. Kita wajib mempunyai nilai-nilai yang harus kita yakini. Kita pribadi harus bisa menilai mana yang baik dan mana yang benar untuk diri kita.
Yang salah adalah, ketika kita memaksakan kebenaran dan kebaikan yang kita yakini, kepada orang lain.
Atau menilai orang lain yang tak senada dengan kita itu, salah. Tanpa kita tahu alasan mereka memilih nada tersebut.
Baiklah. Siapa yang tidak tahu manfaat coklat? Banyak yang bilang coklat sangat baik untuk tubuh. Lalu, Kamu pasti akan menawarkan coklat tersebut kepada semua orang. Karna menurutmu, coklat itu baik dan banyak manfaatnya. Semua orang harus mencoba dan memakannya.
Nah, coba kamu berikan coklat tersebut, kepada orang yang memiliki penyakit maag yang sudah kronis. Orang yang mempunyai penyakit tersebut, pasti akan menerima coklat tersebut, namun tidak berani memakannya sekaligus banyak. Karna untuk penderita, cukup satu batang silverqueen, untuk dapat merusak pencernaannya selama seharian penuh.
See?
Oh. "Ya elu gila aja. Ngasih coklat ke orang yang sakit maag!"
Oke, another case.
"Memanjat pohon adalah hal yang harus kita semua kuasai, karna buah-buahan yang lezat selalu ada di atas pohon yang tinggi itu" kata pak guru monyet kepada murid-muridnya.
Muridnya pak Nyet-nyet ada banyak, ada Jaja si Gajah. Ada Papa si Jerapah. Dan juga ada Okan si Ikan.
Ingin mengajari Ikan untuk memanjat, hanya karna menurut monyet, memanjat itu baik?
Yang benar saja.
Lalu, sebenernya dari panjang kali lebar pembahasan ini, apa sebenarnya poin yang ingin dicapai? Mulai dari awal membahas al-quran, sampai monyet juga ikut dibahas. Poinnya apa sih?
Kembali ke ucapan saya di awal tadi, bahwa:
Apa yang menurutmu baik, belum tentu baik untuk setiap orang.
Seperti halnya, apa yang menurut setiap orang baik, belum tentu baik untuk anda.
- Janganlah kita memaksa seseorang yang tak senada dengan kita, agar senada dan satu frequensi dengan kita. dengan alasan nada dan frequensi yang kita punya, adalah yang paling benar.
- Karna walau bagaimanapun, ikan gak akan pernah menganggap "pohon" sebagai sebuah hal yang menarik dan baik. Karna toh, makanannya semua tersedia di dalam air.
- Lalu, kalo kita gaboleh menilai dan mengubahnya, apa dong yang bisa kita lakukan?
- Belajar. Lupa nih kata siapa, tapi ada yang pernah bilang "selalu buang semua isi gelasmu, ketika kamu ingin mempelajari sesuatu"
- Buang semua untuk sementara, semua hal yang kamu yakini. Pastikan itu benar-benar kosong, lalu pelajari suatu hal yang bertentangan dengan keyakinanmu yang ada saat ini. Pahamilah, alasan dibalik keyakinan mereka. Kenapa keyakinan mereka dapat berebeda dengan keyakinan yang kita punya. Pelajari. Dan pahamilah.
- Lalu, kalo sudah paham. Gimana dong menentukan siapa yang benar dan salah?
- Nah. Cukup sampai di situ. Kalau kamu sudah bisa sampai tahap tersebut. Kamu nantinya akan bisa sampai pada tahap-tahap yang jauh lebih lanjut.
- Tahap dimana anda siap untuk berpikiran terbuka, dan selalu ingin tahu dan terus belajar. Memandang suatu hal dari berbagai macam sisi.
Ini poin sebenarnya yang ingin saya sampaikan....
"Pandanglah suatu hal dari berbagai macam sudut pandang. Dan berpikirlah secara terbuka. Dari situ, anda tidak akan menutup pikiran anda terhadap sesuatu hal yang baru. Pikiran anda akan terus berkembang. Dan anda akan terus belajar."
Karna "Learning is Never Ending Process"
Dan itulah mengapa kata pertama yang diwahyukan Tuhan kepada Rasulullah adalah "Iqra" yang artinya membaca. Yang jika ditarik lebih jauh, permintaan Tuhan kepada manusia adalah untuk terus belajar. Dan jangan pernah membunuh rasa ingin tahumu, yang pernah pada diri kamu, saat kamu masih kecil. Karna itu merupakan kunci untuk terus membaca. Dan terus belajar.
-Selesai-