About the Blogger

Cuma Mahasiswa yang suka luntang lantung dan gak tahu arah. makannya doyan jalan-jalan buat nyari arah.
aku? siapa? mampir aja ke sini atau ke sini . tar juga tau. hehe

Jumat, 25 Januari 2013

Ondaway (Bali Chapter 1)

Perjalanan kereta ke kota solo memakan waktu hampir 12 jam perjalanan. Saat itu aku naik kereta ekonomi soalnya, kalau naik pesawat pasti ga selama itu! Percaya deh!

Kereta Gaya Baru Malam Selatan yang kutumpangi berjalan dengan mulus di atas sepurnya. Pemandangan sawah hijau yang menyegarkan mata telah mewarnai perjalanan kami para penumpang jasa kereta api. Juga pemandangan para perokok yang diusir petugas dari boardess. Ya walaupun ini kereta ekonomi seharga Rp. 33.500 . Tapi pelayanan yang disuguhkan bak naik kereta bisnis seharga Rp.210.000. Sekarang gap antara bisnis dan ekonomi hanyalah masalah KURSI dan PEDAGANG. That's it. Kalo anda ingin naik kereta yang mempunyai bangku lebih nyaman dan sedikit lebih bersih menuju surabaya, anda cuma perlu merogoh kocek Rp.176.500 lebih dalam dibanding kereta ekonomi.

Keretaku saat itu menuju Kota Surabaya melalui jalur selatan. dan aku turun di kota Solo untuk oper kereta Sri Tanjung. Yg bertrayek LEMPUYANGAN-BANYUWANGI BARU. Harganya juga murah. Cuma seharga Rp. 35.000.

Saat itu aku harus turun di Kota Solo karna harus bertemu temanku untuk join bareng ke Bali.  Ia datang dari kampusnya di Semarang.

Sampai di Stasiun Solo Jebres sekitar pukul 11 malam. Aku langsung di sambut dengan dinginnya malam kota solo yang kelihatannya habis diguyur air hujan. Tanah yang becek mewarnai perjalanan menuju tempat makan terdekat, untuk sedikit menaklukan cacing di perut, sembari menunggu temanku datang dari Semarang.

Kabarnya saat itu aku harus menanti fajar bersama kawan-kawanku di Stasiun. Karna kereta sri tanjung baru datang pukul 9 pagi Awalnya aku agak kurang tertarik untuk tidur di stasiun, niat awal sih aku ingin menjelajah kehidupan malam Kota Solo, entah melihat pertunjukan wayang, atau sekedar main di alun-alun, mumpung di Solo bro! Tapi..... kenyataan berkata lain. Temanku yang datang bersama temannya orang lokal membawa 2 kabar buruk.

1. Alun-alun jauh, sepi juga, angkot udah pada bermalam di poolnya masing-masing
2. Saat itu sedang tidak ada pertunjukan wayang di kota solo

So........ That's mean, i have no choice. Tidur di stasiun merupakan pilihan terbaik.

Yap, mau ga mau harus memejamkan mata sembari mengisi energi di atas kursi stasiun Solo Jebres.

Pengalaman baru lagi yang kami dapat malam itu.......

Ternyata, tidur di stasiun itu asik juga yak!!! sekitar jam 4 pagi ada kereta lewat!  Yap namanya kereta kalo lewat stasiun pasti bunyiin klakson. Suara klakson dan dentuman roda besi cukup berhasil membuat jantungku nyaris keluar dari sarangnya! Tapi namanya juga kebo asli jakarta. Biar ada yang mau nyopot jantung juga tetep aja, abis jantungnya balik lagi juga tidur lagi. Haha

(fyi, sebenernya kita bisa ga tidur di stasiun Solo jebres kalo kita naik kereta PROGO dari Jakarta. Kereta itu nyampe Jogja sekitar jam 7. Nah dari situ langsung naik kereta Sri Tanjung yang berangkat ga lama abis Progo jalan)

Jam 6 waktu Stasiun Solo Jebres, matahari pagi memaksaku untuk benar-benar membuka mata dan seakan berteriak padaku "UDAH PAGI WOY!", aku terbangun dan pikiran pertama yang aku layangkan adalah, "BAS MANDI BAS! BAU KETEK LU SEMERBAK TUH!!!" yap, MANDI. Setelah membawa peralatan lengkap ke kamar mandi, dan melihat keadaan kamar mandi... "DAMN, DISGUSTING" kamar mandi disana ternyata ga berpihak sama ketampananku. Dan akhirnya aku cuma lap badan-numpahin rexona ke ketek-gosok gigi-numpahin parfum ke baju! Akhirnya aku keluar dengan bau ketek campur rexona, campur parfum semua campur aduk di badan. Yah betterlah daripada bau ketek.

Jam 9 pagi lebih 13 menit keretaku datang menjemput kami di stasiun, dan perjalanan menuju banyuwangi dilanjutkan. Perjalanan penuh hamparan sawah membuatku terinspirasi menulis sesuatu. Yap, bisa di liat di postingan sebelumnya. Hehe

Jam10 malam kereta kami sampai di stasiun Banyuwangi Baru. Sampai di stasiun kami memilih untuk singgah sebentar untuk Mandi (fyuh, finally) dan recharge baterai kami

Sekitar jam 11 lewat, kami melanjutkan perjalanan, dengan berbekal roti yang baru aja di beli di minimarket depan stasiun, lalu, kami menumpangi bis dengan trayek Jember-Denpasar yang lagi ngetem tepat di depan minimarket, cukup dengan membayar Rp. 35k kami sudah bisa sampai di terminal Mengwi, Denpasar. Itu sudah bersih, ga perlu bayar tiket ferry lagi. Malam itu kami di bis ditemani dengan tampang-tampang tukang pukul. Mengerikan memang. Tapi selama kita cowok, kenapa mesti takut haha.

Sampai di terminal Mengwi tepat pukul 4 pagi waktu indonesia bagian barat. Setelah tanya2 petugas terminal, ternyata kami perlu naik 2x angkot dengan biaya 25k perorang untuk sampai ke daerah sesetan, tempat dimana motor sewaan kami telah menanti, atau naik taksi argo seharga kurang lebih 100k. Berhubung saat itu kita ber3, dan butuh uang total sekitar 75k untuk naik angkot. Kami akhirnya berunding dengan supir taksi carteran, dan mendapatkan deal di angka 85k. Wah lebih baik naik taksi pikirku.... Berangkatlah kami menggunakan jasa taksi biru itu.....

Capcuss baaaaanggg!!!

Setelah melalui perjalanan yang cukup panjang, kami sampai di Sesetan juga akhirnya. Waktu saat itu menunjukan pukul 6 pagi waktu indonesia bagian tengah. Dan perlu waktu satu jam untuk mencari tempat sewa motor kita. Muter sana, muter sini, tanya sana, tanya sini, akhirnya dapet juga...... Huff, finally.....

Bersemangat aku menunggangi motor matic tersebut, lalu memencet tombol hitam di stang kanan...

Cikejetkejet *bunyi starter dinyalakan*
*Backsound Holiday-Green Day membahana*

The Journey Has Just Begun......
This is the dawning of the rest of our
lives......

Minggu, 13 Januari 2013

13 januari 2013

Hamparan sawah yang menggoda
Hijaunya daun padi menyegarkan mata
Mereka berlari, menari mengajak kita bercanda
Berayun-ayun, bak sebuah ombak yg bertanding ganas di laut lepas
Sekumpulan rakyat dari dunia serangga seolah tak mau kalah
Kupu-kupu berdansa beriringan
Seolah berkata "hai, mari ikut kami menari"

Sungguh perjalanan ini penuh seni
Tak bisa dibayar
This's why i'd rather to use train than airplane.

Rabu, 09 Januari 2013

Jakarta 20 tahun lagi = HANCUR

baru aja aing baca sebuah artikel Jakarta Kota Megaproyek di yahoo.
apa? males buka link? oke, gua lampirkan. di paling bawah halaman ini.

Intinya beberapa mantan Gubernur kita yang terhormat telah mencanangkan banyak sekali gagasan ciamik untuk mempercantik ibukota. Rencana merekas sangat brilian jika semuanya benar-benar terlaksana. beberapa sudah terlaksana. tapi kenapa ibukota kita tercinta ini masih aja macet? masih aja banjir? masih aja kurang nyaman untuk ditempati. untung tawaran keuntungan yang sangat amat besar masih menjadi sebuah iklan yang sangat menarik agar orang mau tinggal di jakarta. kalo ga ada iming-iming "untung", orang kampung juga ogah banget maen ke jakarta, mending di kampung, asik, nyaman.

nah, kenapa yah, walaupun gubernur kita punya banyak ide brilian tapi kenapa yang terlaksana baru sedikit? kenapa yah jakarta masih tetep macet? malah tambah parah. kenapa yah masih tetep banjir? malah tambah meluas penyebaran air banjir. berikut, analisisnya.

1. entah ini namanya kutukan atau penyakit keturunan, tapi kayaknya daya tarik korupsi itu masih memikat "orang atas" . ya kalo ga dikorupsi mah ya, monorel tuh udah jadi dari dulu. yah kalo di berita sih bilangnya tarik ulur siapa yang mau jadi investor. tapi menurut logika gua, itu adalah ladang koruptor buat mencari nafkahnya. makannya investor males ngelanjutin kerja sama. selaen itu, yakali dah, ada insinyur yang geblek. segeblek-gebleknya insinyur juga masih bisa mikir kali. yakali dah, gorong-gorong yang di buat di tengah kota diameternya cuma 60cm. haha ya ga mungkinlah. mereka ya orang pinter. kalo mereka gunain otak mereka dengan benar, mereka ga bakal buat gorong-gorong sesempit itu. ya sayang otak mereka ga digunain dengan benar, istilahnya, otak mereka ga dibayar dengan uang yang cukup. atau, uangnya cukup cuma buat bayar insinyur lulusan universitas di negri antah berantah. lulusan ecek-ecek. kalo dipikir lagi, YAKALIDAH, jakarta ga mampu bayar insinyur yang bener-bener kompeten. pajak-pajak yang dibayar tiap orang emang dikemanain? satu lagi, om om atas yang tercintah, Bis Transjakarta kok tersedianya cuma sedikit yah? kan bikin ga nyaman buat ditumpangin kalo kepenuhan. oh, ga punya duit yah om buat beli armada baru? oooohh ga punya duit, atau emang duitnya abis duluan buat makan om sekeluarga besar?

2. WAHAI PARA MASYARAKAT HEDONIS BORJUIS EGOISTIS NAJIS SADARLAH! buat apa kalian berlagak-lagak beli mobil sebanyak mungkin? oh mau dipake kerja. kerja dimana? oh di jakarta. oh emang harus yah pake mobil pribadi? oh takut kotor. yasudahlah, semoga engkau tetap bersih dan tidak dikubur bersama timbunan tanah, soalnya bikin kotor. ya dilempar ke larutan asam asik kali yah. kan bebas bakteri.... oh alesan kalian gamau naek angkutan kota karna kotor yah? penuh? ooohh. yaudah deh, kalo kalian para kaum hedonis borjuis egoistis najis semuanya berpikir seperti itu. selamat menaiki kendaraan pribadi anda. dan SELAMAT MENIKMATI KEMACETAN. JANGAN MENGELUH YAK! ITU KALIAN YANG MILIH LHO. :)

3. ebuset! mau di jakarta ini ada 100 kanal juga gua berani jamin, jakarta bakalan tetep kelelep. et, gimana ga kelelep. coba kita bermain logika. andai, satu orang buang sampah sembarangan sebanyak 2x. 1 sampah beratnya 50gr. penduduk di jakarta ada 20jt orang. yah kita anggap orang yg ga sadar akan kebersihan ada 12 juta jiwa. yap kita kalikan. 2x50= 100 gr per orang. 100x12.000.000 = 1,2 triliun gram sehari. 1jt gram = 1 ton ; kalo 1200.000.000 gram =  1200 ton sampah sehari. ebuset. kalo itungan-itungan kasar ini bener-bener terjadi, gimana jakarta kagak bakal banjir, biarpun jakarta punya 100 kanal dan sejuta gorong-gorong. lah wong kanal ato gorong-gorongnya aja mampet. mau ga banjir? buang sampah ya mbo jangan sembarangan gitu lho ndok. tapi emang gua akuin sih, pengelolaan tatanan tempat sampah dijakarta agak kurang baik. seharusnya setiap 50-70 meter itu ada tempat sampah. lah ini, kadang gua jalan ampe setengah jam dulu, baru bisa ketemu tempat sampah kedua. ya, biarpun tempat sampah nya jauh, harusnya ini gajadi alasan buat kita buang sampah sembarangan bukan? apa salahnya sih, menyimpan sampahmu sejenak. enak kan liat jakartanya bersih, bebas banjir juga. :D

4. oiya selaen masalah korupsi, gua juga yakin, pasti banyak orang yang suka kabur dari pajaknya. hayoo ngakuuu. taun ini udah bayar pajak belom?
yap, di jakarta ini, fakta bahwa orang yg suka kabur dari pajak itu masih ada. banyak. makannya duit buat pembangunan sering mandat. kenapa sih suka kabur dari pajak? toh itu buat kita-kita juga. oh, takut dikorupsi? ckckck sebegitu burukkah image pemerintah kita? kasian yah pemerintahnya. udah di judge tukang korupsi, terus pajak ga mau di bayar lagi. yaudalah, korupsi biarlah urusan dia sama Tuhannya, yang penting kita melaksanakan kewajiban kita membayar pajak. toh pajak juga buat kita-kita ini.

biasanya sih banyak yang gua pikirin kenapa jakarta bisa ga maju-maju. stuck. malah mundur kebelakang. tapi yang kepikiran ama gua malem ini cuma 4. tambahannya nyusul yak.. hehe

oiya, gua mengkritik bukan berarti tanpa saran yak. gua punya sedikit saran nih biar jakarta ga macet dan bebas banjir.

1. Biaya Parkir Mobil 10 Ribu perjam
2. Biaya Parkir Motor 5 Ribu perjam
3. Tempat Sampah Dibuat Setidaknya Setiap 100 meter
4. Premium Ditiadakan Di SPBU. Premium Hanya Boleh Beredar Di Pool-pool Angkot
5. Angkutan Perkotaan Dibuat Senyaman dan Seaman Mungkin
6. Biaya Angkutan Perkotaan Di Bawah 5 Ribu rupiah
7. Pajak Mobil pertahun 5-10 juta
8. Pajak Motor pertahun Minimal 1 juta

andai pemerintah bisa tegas menegakkan peraturan seperti itu, ga perlu duit banyak buat ngejalaninnya. gua yakin, orang jarkarta pada ogah naek kendaraan pribadi buat kerja. dan jakarta hanya akan dipenuhi oleh Mikrolet, Bis, dan Pejalan Kaki. BUKAN lagi Sampah, Air Banjir, Kendaraan Pribadi yang saling saut menyaut emosi.
ya andai pemerintah di jakarta berani tegas seperti itu. walaupun orang-orang pondok indah pada nyaut-nyaut, tereak terak kayak an**ng. yah andai............ sayang pemerintahan kita sampai pos ini diterbitkan, masih di "setir". yap, money talks.

_____________________________________________________________________________

Jakarta Kota Megaproyek

Beragam megaproyek direncanakan di Jakarta. Dari pembangunan triple decker di masa pemerintahan Orde Baru, pembangunan Jakarta Outer Ring Road (JORR), MRT (Mass Rapid Transit), jalur busway, monorel, pembangunan enam ruas jalan tol, Kanal Banjir Timur, hingga sekarang proyek pembangunan terowongan multifungsi yang diperkirakan menelan biaya hingga Rp16 triliun.

Akan tetapi baru beberapa proyek saja yang berjalan, seperti JORR, busway dan Kanal Banjir Timur. Sisanya masih belum berjalan bahkan mangkrak. Banyaknya rencana proyek besar ini menyedot perhatian investor dan masyarakat. Berikut adalah beberapa megaproyek di Jakarta:

1. Triple Decker
Triple Decker atau jalan layang susun tiga ini pernah diwacanakan semasa Gubernur Soerjadi Soedirdja (1992-1997) atau di era pemerintahan Orde Baru. Pemerintah pusat mendukung pembangunan infrastruktur yang diusulkan Citra Lamtorogung Persada Group milik Siti Hardiyanti Rukmana.

Tujuan megaproyek Triple Decker adalah mengatasi kemacetan parah di Jakarta. Namun, setelah Indonesia dihantam krisis moneter disusul tumbangnya kekuasaan Orde Baru, rencana tersebut tak kunjung direalisasikan. Terlebih banyak pihak menentang Triple Decker, di antaranya karena bakal menggusur permukiman warga.

2. Jakarta Outer Ring Road (JORR)
Jakarta Outer Ring Road (JORR) atau Jalan Tol Lingkar Luar adalah proyek nasional. Jalan tol ini melingkari bagian luar Jakarta, untuk mengatasi kemacetan di Ibu Kota. Pemprov DKI Jakarta pun sudah melakukan pembebasan lahan. Meski pembebasan lahan ini sempat tersendat, JORR telah terealisasi.

JORR pertama adalah Jalan tol TB Simatupang (Tol Pondok Indah). Menyusul kemudian pembangunan Tol Ulujami-Rorotan, Kembangan-Penjaringan, dan Kembangan-Ulujami. Pembangunan dilakukan secara bertahap.

3. Mass Rapid Transit (MRT)
Mass Rapid Transit (MRT) adalah proyek Pemprov DKI Jakarta. Gagasan telah mengemuka sejak Sutiyoso menjadi Gubernur DKI Jakarta. MRT dianggap menjadi proyek paling ideal untuk mengatasi kemacetan lalu lintas di Jakarta.

Sutiyoso menargetkan, MRT bisa direalisasikan akhir 2005 dengan dana pinjaman dari Jepang $600 juta. Gagasan MRT terus dilanjutkan pada masa Fauzi Bowo jadi Gubernur DKI, tapi tak kunjung terwujud. Kini, Jokowi bertekad untuk segera merealisasikan MRT meski terjadi tarik ulur. Jokowi yakin tahun ini proyek pembangunan MRT bisa berjalan.

4. Jalur busway
Ini adalah megaproyek gagasan Gubernur Sutiyoso yang menuai kritikan tajam. Jalur busway dianggap memperparah kemacetan, sebab mengambil salah satu lajur jalan umum. Meski mendapat kritikan tajam, megaproyek pengadaan jalur busway berikut bus TransJakarta tetap berjalan dan sudah dinikmati masyarakat sejak 2004.

Jalur busway terus dikembangkan sampai ke masa kepemimpinan Gubernur Fauzi Bowo. Kini, Jokowi bertekad  meneruskan program tersebut. Selain menambah bus TransJakarta agar waktu tunggu relatif singkat, Jokowi berniat untuk mengintegrasikan angkutan umum melalui sistem satu tiket. Bahkan bus ukuran sedang seperti Metromini dan Kopaja diproyeksikan melintasi jalur busway.

Rencananya, jalur busway ini akan dibangun sampai 15 koridor. Sampai kini baru berjalan sampai koridor XII.

5. Monorel

Monorel Jakarta adalah sebuah sistem mass transit dengan kereta rel tunggal dengan jalur elevated. Monorel terdiri dari dua jalur, jalur hijau (Semanggi-Casablanca-Kuningan-Semanggi) dan jalur biru (Kampung Melayu-Casablanca-Tanah Abang-Roxy).

Proyek ini mangkrak karena persoalan finansial, padahal kontruksinya telah dimulai pada Juni 2004. Pada 2003, proyek ini dipercayakan pada perusahaan Malaysia, Mtrans (yang membangun Monorel KL). Lalu MoU dengan Mtrans dibatalkan, dan proyek diberikan kepada konsorsium utama Singapura Ominico.

Setahun berikutnya, proyek ini berganti penanggung jawab. MoU baru pun dibuat lagi dan proyek diberikan kepada konsorsium perusahaan Indonesia, PT Bukaka Teknik Utama, PT Inka, dan Siemens Indonesia. Saat ini PT Jakarta Monorail telah berniat meneruskan proyek pembangunan monorel. Namun soal siapa anggota konsorsium pemegang konsesi proyek pascakeluarnya PT Adhi Karya,Tbk, belum jelas.

6. Pembangunan enam ruas jalan tol
Pembangunan enam ruas jalan tol memicu kontroversi di masyarakat karena dianggap akan memperparah kemacetan. Pembangunan jalan tol juga dianggap hanya memfasilitasi pemilik mobil. Diprediksi, jumlah mobil akan terus meningkat dengan adanya ruas jalan tol ini.

Namun, pembangunan enam ruas jalan tol telah dicanangkan Kementerian Pekerjaan Umum pada 2005, saat Jakarta dipimpin Gubernur Sutiyoso. Pembangunan tersebut telah diamanatkan dalam Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah (Perda RTRW) DKI Jakarta tahun 2011-2030.

7. Kanal Banjir Timur
Kanal Banjir Timur (KBT) dibangun untuk mengatasi banjir akibat hujan lokal dan aliran dari hulu di Jakarta bagian timur. Dengan pembangunan Kanal Banjir Timur diharapkan mengurangi ancaman banjir di 13 kawasan, dari industri hingga pergudangan.

KBT dibangun untuk menampung aliran Kali Ciliwung, Kali Cililitan, Kali Cipinang, Kali Sunter, Kali Buaran, Kali Jati Kramat dan Kali Cakung. Kanal tersebut sekaligus juga sebagai prasarana konservasi air. Adapun luas proyek ini 207 km atau 20.700 hektar.

Rancangannya sudah ada sejak 1973. Berdasarkan rencana induk "Master Plan for Drainage and Flood Control of Jakarta",  pengendalian banjir Jakarta akan bertumpu pada dua terusan yang melingkari sebagian besar wilayah kota. Terusan ini yang kemudian bernama Kanal Banjir Barat (telah dibangun pada 1992) dan Kanal Banjir Timur. Kini, KBT sudah dibangun meski sempat mangkrak karena terkendala pembebasan lahan.

8. Terowongan multifungsi

Ketika Sutiyoso masih menjadi Gubernur DKI Jakarta, gagasan pembangunan The Deep Tunnel sempat mengemuka. Dan baru di era Jokowi, rencana itu makin dimatangkan. Sebabnya adalah Jalan Thamrin yang direndam banjir beberapa waktu lalu, sementara kondisi gorong-gorong yang dibangun pada 1970 hanya berdiameter 60 cm, sehingga tidak mampu menampung debit air hujan.

Jokowi enggan menyebutnya sebagai The Deep Tunnel. Ia lebih memilih nama terowongan multifungsi, yang tidak hanya bisa menampung debit air hujan, tapi juga mengatasi limbah sekaligus bisa menjadi bahan baku air minum. Terowongan yang mengambil jalur MT Haryono-Pluit ini diperkirakan berbiaya Rp16 triliun. (Marmi Panti Hidayah)

Senin, 07 Januari 2013

Mari Melukis Sebuah Senyuman
Wajah Orang Tua Sebagai Kanvas.
Sukses Sebagai Kuas,
dan Pengalaman Sebagai Catnya.