Pendekatan fenomenologi ini lebih memperhatikan pada pengalaman subyektif individu karena itu tingkah laku sangat dipengaruhi oleh pandangan individu terhadap diri dan dunianya, konsep tentang dirinya, harga dirinya dan segala hal yang menyangkut kesadaran atau aktualisasi dirinya. Ini berarti melihat tingkah laku seseorang selalu dikaitkan dengan fenomena tentang dirinya.
nah dalam bahasa gampangnya, fenomenologi itu, kita menganalisis individu dengan memepertimbangkan Pengalaman Pribadi individu tersebut, lalu kita berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang biasa dalam situasi-situasi tertentu. berusaha membangun dan menuju perkembangan analisis dari fenomena menjadi lebih baik.
Kapan Sebuah Fenomena Dapat Terjadi?
Fenomena berasal dari bahasa Yunani phainomenon, yang berarti "apa yang terlihat". Fenomena terjadi saat kita melihat atau merasakan sesuatu, misalnya hal – hal yang dirasakan oleh panca indra, hal – hal mistik, fakta yang terjadi dan gejala – gejala alam.
Kritik Fenomenologi
Fenomenologi memandang objek kajiannya
sebagai kebulatan yang utuh, tidak terpisah dari objek lainnya. Dengan
demikian fenomenologi menuntut pendekatan yang holistik, bukan
pendekatan partial, sehingga diperoleh pemahaman yang utuh mengenai
objek yang diamati.Fenomenologi tidak memberi jarak terhadap subjek atau
objek yang diamati. Sehingga hubungan antara peneliti dengan subjeknya
menjadi kabur. Tidak dapat lagi menegaskan objektivitas atau penelitian
bebas nilai, tetapi harus sepenuhnya mengaku sebagai hal yang
ditafsirkan secara subjektif dan oleh karenanya status seluruh
pengetahuan adalah sementara dan relatif. Pengetahuan atau kebenaran
yang dihasilkan cenderung subjektif yang hanya berlaku pada kasus,
situasi, kondisi, serta dalam waktu tertentu.
Refleksi Fenomenologi
Fenomenologi merupakan ilmu yang
bertujuan untuk mendapatkan penjelasan tentang suatu realitas yang
tampal. Fenomenologi memanfaatkan pengalaman intuitif atas suatu
fenomena.
nah, sekarang mari kita analisis seseorang yang tadinya super duper cuek terhadap pasangan-pasangan nya yang terdahulu. kalo pacarnya ingin pergi keluar, dia hanya bilang "O, yaudah tiati yak". dan sekarang, ia menjadi orang yang sangat super duper mega overprotective. setiap si pacar mau jalan sama teman-temannya, si pacar selalu di tanya," Mau kemana? Sama siapa? Pulang jam berapa? ada temen cowo nya ga? aku temenin yah"
mengapa ia bisa bersifat seperti itu? bukanny cuek adalah sifat dasarnya?
mari kita analisis pengalaman orang tersebut. sebut saja ia Vijay. mari kita analisis pengalaman si Vijay terlebih dahulu untuk mengetahui mengapa ia menjadi sangat over protective seperti itu? metode yang paling sering digunakan adalah Wawancara.
kita tanya-tanya si Vijay mengenai pengalaman masa lalu nya. Apakah pernah tersakiti? apakah sifat cuek yang dulu ia lakukan pernah berbalik menyerangnya? apakah ia pernah punya pengalaman buruk dengan rasa cueknya? apakah ia pernah diselingkuhi? setelah ditemukan jawabannya. dari situ kita dapat menganalisis tingkah laku overprotectivenya yang sekarang ini. "oh, ia pernah di selingkuhi. oh gara-gara ke cuekannya banyak mantan-mantannya yang malah neglunjak dan bermain api dibelakang a.k.a selingkuh. oh si vijay blablablabla.
nah kurang lebih seperti itu cara kita menganalisis seseorang melalui pendekatan fenomenologi. kurang lebihnya saya mohon maaf. karna disini saya juga sebagai penulis sekaligus pembaca yang masih sama-sama belajar. jika ada koreksi tolong disampaikan. akhir kata saya ucapkan " grazie, ciao".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar